BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Salah
satu bidang pengetahuan terapan yang diharapkan semakin memberi sumbangan bagi
perkembangan pendidikan di tanah air ialah bidang teknologi. Kemampuan untuk
memanfaatkan teknologi modern dalam upaya pengembangan, tentu saja sangat
banyak tergantung pada jumlah dan kemampuan para ahli dalam bidang teknologi.
Dalam
pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar
merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik
latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan
peralatan. Media atu bahan adalah perangkat lunak (software) berisi
pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan
peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana
untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut (AECT,1977).
Dengan
masuknya berbagai pengaruh kedalam khazanah pendidikan seperti ilmu cetak
mencetak, tingkah laku (Behaviorisme), komunikasi dan laju perkembangan
teknologi elektronik, media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis
dan format (modul cetak, film, televisi, film bingkai, film rangkai, program
radio, komputer dan seterusnya) masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya
sendiri.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah
“Taksonomi Media Pembelajaran“, untuk memberikan kejelasan makna serta
menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini permasalahan dibatasi
pada:
1. Apa itu Taksonomi?
2. Bagaimana pendapat Taksonomi Media
menurut para ahli?
3. Apa sajakah perbedaan Taksonomi
menurut Pendapat Ahli?
C.
TUJUAN
PENYUSUNAN
Pada
dasarnya tujuan penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Media Pembelajaran Matematika, sedangkan tujuan khusus dari penyusunan
makalah ini meliputi:
1. Agar mengetahui pengertian taksonomi dalam
pembelajaran matematika.
2. Dapat mengklasifikasi media pembelajaran matematika
menurut para ahli.
3. Dapat mengetahui perbedaan taksonomi menurut para
ahli.
D.
METODE
PENYUSUNAN
Dalam
proses penyusunan makalah ini penulisannya dengan cara pencarian dan
pengumpulan data dari beberapa sumber mengenai materi terkait, setelah itu
diambil suatu kesimpulan melalui hasil diskusi di kelas.
E.
SISTEMATIKA
PENYUSUNAN
Sistematika
penyusunan makalah ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Bagian
pertama, pendahuluan. Bagian ini memaparkan beberapa pokok permasalahan awal
yang berhubungan erat dengan permasalahan utama. Pada bagian pendahuluan ini
dipaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penyusunan makalah,
metode penyusunan makalah dan sistematika penyusunan makalah.
Bagian
kedua, pembahasan. Bagian ini merupakan bagian utama yang hendak dikaji dan
dipahami dalam proses penyusunan makalah. Penyusun berusaha untuk
mendeskripsikan dengan jelas dari berbagai materi yang telah ditemukan dari
sumber-sumber.
Bagian
ketiga, kesimpulan. Bagian ini berisi pendapat dari penyusun (kelompok)
terhadap semua materi yang ada pada pembahasan juga berisi kesimpulan dari
semua orang yang ada pada penyampaian makalah.
TAKSONOMI
MEDIA PEMBELAJARAN
A.
Pengertian Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa
Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos
yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan
suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Dimana taksonomi yang
lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih
spesifik.
Adapun taksonomi dalam pendidikan,
taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat),
mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling
kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga
tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun
oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut
sebagai “Taksonomi Bloom”.
Proses belajar mengajar pada
hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber
pesan, melalui saluran atau perantara tertentu, ke penerima pesan. Di dalam
proses belajar mengajar pesan tersebut berupa materi ajar yang disampaikan oleh
dosen/guru, sedang saluran atau perantara yang digunakan untuk menyampaikan
pesan/materi ajar adalah media pembelajaran atau disebut juga sebagai media
instruksional. Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah
untuk : (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis, (2)
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, (3) menghilangkan sikap
pasif pada subjek belajar, (4) membangkitkan motivasi pada subjek belajar.
Untuk mendapatkan gambaran yang agak rinci tentang macam-macam media
pembelajaran, perlu diadakan pembahasan seperlunya tentang taksonomi media
pembelajaran.
B. Taksonomi Media Menurut Pendapat
Ahli
1.
Taksonomi Media Menurut Edling (Berdasarkan
Rangsangan Belajar)
Banyak
taksonomi dengan berbagai pendekatan dibuat oleh para ahli media, diantaranya
Edling yang dalam usahanya ini beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar dan
tanggapan merupkan variable kegiatan belajar dengan media. Ia berpandangan
bahwa pendekatan menurut model Guilford dan Bloom cukup memadai untuk mengklasifikasikan
dimensi siswa dan tanggapan, karena itu ia dalam usahanya hanya memusatkan pada
variable rangsangan saja.
Menurut Edling media merupakan
bagian dari unsur-unsur rangsangan belajar, yaitu dua unsur untuk pengalaman
visual meliputi kodifikasi subjek audio, dan kodifikasi objek visual, dua unsur
pengalaman belajar tiga dimensi, meliputi: pengalaman langsung dengan orang,
dan pengalaman langsung dengan benda-benda Dipandang dari banyaknya isyarat
yang diperlukan, pengalaman subjektif, objektif, dan langsung menurut Edling
merupakan suatu kontinum kesinambungan pengalaman belajar yang dapat
disejajarkan dengan kerucut pengalaman menurut Edgar Dale.
2.
Taksonomi Media Menurut Gagne (Berdasrkan
Fungsi Pembelajaran)
Taksonomi
lainnya dilakukan oleg Gagne , yakni seperti tampak pada gambar berikut:
MEDIA
|
|||||||
Fungsi
|
Demonstrasi
|
Penyampaian
Lisan
|
Media Cetak
|
Gambar Diam
|
Gambar Gerak
|
Film Dengan
Suara
|
Mesin
Pembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Stimulus
|
Ya
|
Terbatas
|
Terbatas
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Pengarahan
perhatian/ kegiatan
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Kemampuan
terbatas yang diharapkan
|
Terbatas
|
Ya
|
Ya
|
Terbatas
|
Terbatas
|
Ya
|
Ya
|
Isyarat
eksternal
|
Terbatas
|
Ya
|
Ya
|
Terbatas
|
Terbatas
|
Ya
|
Ya
|
Tuntutan cara
berpikir
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Alih kemampuan
|
Terbatas
|
Ya
|
Terbatas
|
Terbatas
|
Terbatas
|
Terbatas
|
Terbatas
|
Penilaian
hasil
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Ya
|
Ya
|
Umpan balik
|
Terbatas
|
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Terbatas
|
Ya
|
Ya
|
Gambar
4.2
Taksonomi
Menurut Pembelajaran Beberapa Jenis Media
(R.M Gagne,
The Condition of Learning, 1965)
Tanpa
menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7 macam
pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan,
media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar.
Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi
fungsi menurut tingkatkan hirarki belajar yang dikembangkannya contoh perilaku
belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukan alih ilmu,
menilai prestasi dan pemberi umpan balik.
3.
Taksonomi Media Menurut Duncan (Menurut Hirarki Pemanfaatan
Untuk Pendidikan)
Duncan menyusun taksonomi media menurut
hirarki pemanfaatannya untuk pendidikan.
Dalam hal ini hirarki disusun
menurut tingkat kerumitan perangkat media. Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin
mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaanya, tetapi juga semakin umum
penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin
sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah pengadaannya
lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus dan lingkup sasarannya lebih
terbatas. Jadi, pada dasarnya hirarki duncan disusun menurut tingkat kerumitan
perangkat media yang dipergunakan.
4.
Taksonomi Menurut Rudy Bretz (Indra yang Terlibat)
Berikutnya
adalah menurut Rudy Bretz, dalam usahanya ini ia mencoba membagi media
berdasarkan indera yang terlibat, sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai
dasar dari setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak. Unsur suara adalah
unsur yang melibatkan indera pendengaran dan visual adalah unsur yang melibatkan
indera penglihatan. Bentuk visual dibaginya menjadi gambar, garis (line graphic) dan simbol verbal yang
dapat ditangkap oleh indera penglihatan. Namun, pada “unsur gerak” tampaknya
Brezt tidak mendasarkan “gerak” pada keterlibatan indera tetapi kepada alat-alat
yang mendukung media bersangkutan.
Pada
klasifikasinya tesebut, ia juga membedakan antara media siar (telecommunication) dengan media rekam (Recording) sehingga terdapat 8
klasifikasi media, yakni: media audiovisual gerak, audiovisual diam, audio seni
gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak seperti
tampak dalam gambar berikut:
MEDIA
TRANSMISI
|
SU-ARA
|
GAM-BAR
|
GARIS
|
SIM-BOL
|
GE-RAK
|
MEDIA
REKAMAN
|
AUDIO VISUAL GERAK
|
||||||
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Film/Suara
|
Televisi (TV)
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Pita Video, Film TV
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Holografi
|
Gambar/Suara
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
AUDIO VISUAL DIAM
|
||||||
Slow-Scan TV
Time-Shared TV
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
TV Diam
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Film Rangkai/Suara
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Film Bingkai/Suara
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Halaman/Suara
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Buku Dengan Audio
|
AUDIO SEMI GERAK
|
||||||
Tulisan Jauh
|
ü
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
Rekaman Tulisan Jauh
|
|
ü
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
Audio Pointer
|
VISUAL GERAK
|
||||||
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Film Bisu
|
VISUAL DIAM
|
||||||
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Halaman Cetak
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Film Rangkai
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Seri Gambar
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Microform
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
Arsip Video
|
SEMI GERAK
|
||||||
Teleautograph
|
|
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
AUDIO
|
||||||
Telepon Radio
|
ü
|
|
|
|
|
Cakram (piringan) Audio
Pita Audio
|
CETAK
|
||||||
Teletip
|
|
|
|
ü
|
|
Pia Berlubang
|
Gambar 4.4
Taksonomi
Rudy Brezt (digambar ulang dari Arief S. Sadiman)
Dalam buku ini, jenis-jenis media akan didasarkan
pada indera yang terlibat seperti yang telah dilakukan Rudy Brezt, dengan
memberikan pengembangan. Klasifikasi media berdasarkan indera ini lebih
disebabkan pada pemahaman bahwa pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu
pengetahuan (five sense are the golden
gate of knowledge) (Aminuddin Rasyad, 2003, h. 116).
Bila dilihat dari intensitasnya, maka indera yang
paling banyak membantu manusia dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman
adalah indera pendengaran dan indera penglihatan. Kedua inderawi ini adakalanya
bekerja sendiri-sendiri dan adakalanya bekerja bersama-sama. Media pembelajaran
yang melibatkan indera pendengaran (telinga) saja kita sebut sebagai media
audio; media yang melibatkan indera penglihatan (mata) saja kita sebut sebagai
media visual; dan media yang melibatkan
keduanya dalam satu proses pembelajaran kita sebut sebagai media audio visual.
Kemudian, bila dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera
dalam arti tidak hanya telinga dan mata saja maka yang demikan itu kita namakan
sebagai multimedia.
Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni sebagai audio media visual,
media audio visual dan multimedia sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:
Indera yang Terlibat
|
Nama Media
|
Sifat
Pesan
|
Program
(Software)
|
Penyalur
(Hadware)
|
Peralatan proyeksi
|
Pen-dengaran
|
Media Audio
|
Audio verbal
dan nonverbal
|
Program Radio
- Siaran
langsung
- Siaran
tunda (rekam)
|
Radio
|
|
Program Audio
Rekam:
- Sajian
bahan diskusi
- Entertain
(musik)
- Narasi
- Dongeng
- Darama,
Poetry
- Pengemb.
Kosakata
- Belajar
konsep
- Model
(meniru suara, Nada, dll.)
- dan
lain-lain.
|
Alat-alat
Rekam:
- Phonograph
(Gramaphone)
- Audio
Tape:
· Open
reel tapes (rell-to-reel)
· Cassete
tapes
- Compact
Disc
|
|
|||
Pengliha-tan
|
Media Visual
|
Visual-Verbal
Visual Nonverbal
grafis
|
Tulisan Verbal
Sketsa,
lukisan, photo, grafik, diagram, bagan, peta
|
Buku
Majalah
Koran
Poster
Modul
Komik
Atlas
Papan Visual
|
Opaque
Projector
|
Transparasi
|
OHP
|
||||
|
komputer
|
Digital
Projector
|
|||
Visual Nonver-bal-
Tiga Dimensi
|
Model
|
Maket (miniatur)
|
|
||
Mock Up (alat
tiruan)
|
|
||||
Specimen
(barang contoh)
|
|
||||
Diorama
|
|
||||
Pen-dengaran
dan Pengliha-tan
|
Media Audio
Visual
|
Verbal dan
Nonverbal, terdengar dan terlihat
|
Program audio
visual:
- Film
Dokumenter
- Docudokumenter
- Film
Drama
- dan
lain-lain
|
Film 8 mm, 16
mm, 35 mm
|
Film Projector
|
Video:
Pita Magnetik
Video Disc
Chips Memory
|
Digital
Projector
|
||||
Televisi
|
|||||
Multiin-dera
|
Multimedia
|
Penga-laman
langsung
|
Komputer
|
|
|
Pengalaman
Berbuat: Lingkungan nyata dan karyawisata
|
|
||||
Pengalaman Terlibat:
Permainan dan Simulasi, Bermain Peran dan Forum Teater
|
|
Gambar 4.5
Taksonomi
Media Berdasakan Indra Yang Terlibat
Media audio adalah
media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi
kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio
ini menerima pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan
atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seprti bunyi-bunyian dan vokalisasi,
seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.
Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah
program radio dan program media rekam (software), yang disalurkan melalui
hadware seperti radio dan alat-alat perekam seperti phonograph record(disc recording), audio tape (tape recorder) yang menggunakan pita magnetik (cassete), dan compact disc. Program
radio sangat sesuai untuk sasaran dalam jangkauan yang luas; dan dalam dunia
pendidikan ia telah digunakan untuk pendidikan jarak jauh. Sedangkan program
media rekam sangat mungkin untuk sasaran da;alam jangkauan terbatas, seperti
dalam proses pembelajaran di kelas kecil maupun di kelas besar (ruang audiotorium).
Media visual adalah
media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini
adalah media cetak verbal, media cetak grafis, dan media visual non-cetak.
Pertama, media visual verbal, adalah media visual yang memuat pesan-pesan
verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media nonverbal
grafisadalah media visual yang memuat
pesan nonverbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur
grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo), grafik, diagram, bagan,
dan peta. Ketiga, media visual nonverbal tiga dimensi adalah media visual yang
memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan
diorama.
Jenis media visual yang pertama dan kedua bisa
dibuat dalam bentuk media cetak seperti buku, majalah, koran, modul, komik,
poster dan atlas; bisa juga dibuat di atas papan visual seperti papan tulis dan
papan pamer (display board); dan bisa
dibuat dalam bentuk tayangan, yakni melalui projectable
aids atau alat-alat yang mampu memproyeksikan pesan-pesan visual, seperti apaque projector, OHP (overhead projector), digital projector (biasa disebut sebagai
LCD atau Infocus).
Media audio visual adalah
media yang melibatkan indera pendengaran dan indera penglihatan sekaligus dalam
suatu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa
pesan verbal dan nonverbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan
verbal dan nonverbal yang terdengar layaknya media audio di atas. Pesan visual
yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual
seperti film documenter, film docudokumenter, film drama, dan lain-lain. Semua program
tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga
televise dan dapat disambungkan pada alat proyeksi (projectable aids).
Terakhir, multimedia
yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam proses pembelajaran.
Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman
secara langsung bisa melalui computer dan internet, bisa juga melalui
pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalam berbuat
adalah lingkungan nyata dan karyawisata; sedangkan termasuk dalam pengalaman
terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.
C. Perbedaan Pendapat Para Ahli Tentang
Taksonomi MediaPembelajaran
Dari Beberapa pendapat ahli media
ternyata terdapat perbedaan mengenai taksonomi media berikut perbedaan pendapat
pada rahli media
Menurut
|
Pendapat
|
Penekanan Pendapat
|
Rudy Bretz
|
Mengklasifikasikan ciri
utama media menjadi 3 unsur yaitu: visual, suara dan Gerak
Mengklasifikasikan media menjadi 8
yaitu : Media audiovisual gerak, media audio visual diam, media visual gerak,
media visual diam, media semi gerak, madia audio, media cetak
|
Rudy bretz menekanan Pada media
yang digunakan dalam mengajar
|
Duncan
|
Hierarki media menurut Duncan
memepertimbang kan aspek aspek antar lain : biaya, kelangkaan, keluesan,
cakupan sasaran, pengadaan, kemudahan
|
Duncan menekankan pada pemanfaatan
media dalam pemanfaatanya dalam pendidikan menurut kerumitan perangkat media.
Semakin tinggi satuan biaya, sekin umum sifat penggunanya, sebaliknya semakin
mudah dan luwes penggunanya, maka semakin mudah dan luwes penggunanya.
|
Gagne
|
Gagne membuat 7 macam
pengelompokanmedia yairu : benda untuk didemonstrasikan, komunikasilisan,
media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.
|
Gagne menekankan pada kemampuan
siswa memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkan
|
Endling
|
Menurut Edling media merupakan
bagian dari 6 unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk penglaman audio
yanag meliputi modifikasi visual dan modifikasi obyektif audio
|
Dalam hal pemilihan media menurut
kemampuan siswa berdasarkan kerucut pengalaman menurut edgar dale
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Taksonomi
Media merupakan pengelompokkan suatu media atau teknologi yang berhubungan
dengan pendidikan. Adapun taksonomi dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk
mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi
menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari
setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa isi dan
sistematika penulisan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, untuk
kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Munadi,Yudhi.
2008. Media pembelajaran. Jakarta: GP
Press
Sadiman, Arief S. 2011. Media Pendidikan.
Jakarta : PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.
sepertinya mudah dan lebih keren. Thanks infonya Gan.. salam dari Streaming TV
BalasHapusTV Online