Kamis, 16 Januari 2014

kajian teori media pembelajaran



PEMBAHASAN
MEDIA PEMBELAJARAN


A.  Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah yang secara harfiah berarti ‘tengah’, perantara atau pengantara. Dalam bahasa Arab media adalah (و سا ئل ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Berikut pendapat tentang media yang dikemukakann oleh para ahli yaitu:
a.       Gerlach dan Ely ( 1972 ) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
b.      Fleming mengatkan bahwa media yang sering diganti dengan mediator yaitu penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya[1]
c.       Heinich, Molenda, dan Russel ( 1990 ) diungkapkan bahwa media is a channel of communication.
d.      AECT ( Association for Education and Communication Technology ) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi
e.      
3

NEA ( Educations Association ) mendefenisikan sebagai benda yang dapat dmanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional
Dari defenisi-defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audio ( siswa ) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.[2]
Jadi menurut Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.[3]

B.  Kriteria Pemilihan Media
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Dengan beraneka ragamnya media maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:
1.      Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku
2.      Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya anatara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa
3.      Kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran
4.      Karakteristik media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru
5.      Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal
6.      Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai [4]
Selain pertimbangan diatas untuk memilih media dapat menggunakan pola seperti yang lain. Sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari:
1.      Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dal;am memilih media. Misalnya kita menggunakan media internet perlu dipertimbangkan terlebih dahulu saluran untuk koneksi keinternet tersebut. Akses juga menyangkut aspek kebijakan.
2.      Cost
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun mahalnyaa biaya harus kita hitung asfek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
3.      Technology
Mungkin saja kita tertaarik terhadaap suatu media tetapi kita harus mempertimbangkan tentang aspek pendukungnya.
4.      Interactivity
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau intraktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5.      Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. apakah kepala sekolah mendukung atau tidak.
6.      Novelty
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.[5]

C.  Media dan Kegiatan Belajar Mengajar
1.      Guru dan Media Pembelajaran
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana pisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.
Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi moderen yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran disekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Semakin maju perkembangan masyarakat dan ekslarasi teknologi moderen, maka semakin besar dan berat tantangan yang dihadapi guru sebagai pendidikan dan pengajar disekolah. Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan/pengajaran. Oleh sebab itu guru harus mempunyai keterampilan dalam memilih dan menggunakan media pendidikan /pengajaran.[6]
2.      Media sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat abntu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memeng gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik.  Guru sadar bahwa tanpa bantuan media maka bahan pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukatran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi untuk melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama.Walaupun begitu penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa sembarang menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan.
Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar dan gurulah yang mempergunakannya untah membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.
3.      Media sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai umtuk dikosumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi teramil dari berbagai sumber. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar sekarang.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan internasional dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri dan sebagainya. Maka guru yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa manipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar. [7]
4.      Prinsif Pemanfaatan media Pembeajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa . Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kebutuhan siswa.
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya:
a.       Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
b.      Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran
c.       Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa
d.      Media yang digunakan harus memerlukan efektivitas dan efisien
e.       Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
Media pendidikan merupakan bagian integral dari pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bermutu. Karena itu media pendidikan di sebut juga media instruksional. Dengan demikian , media pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis atau dapat berfungsi sebagai berikut :
a.       Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid. Misalnya siswa berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehari-harinya berbeda dengan golongan kurang mampu. Perbedaan ini dapat di tanggulangi dengan mempertontonkan film, gambar, tv dan sebagainya.
b.      Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda yang di ajarkan terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk diamati secaara langsung. Maka dapat di tanggulangi dengan film, gambar slidefilm strip dan sebagainya.
c.       Media pendidikan dapat mengatasi keterbatasan karena jarak. Apabila secara langsung tidak dapat di amati karena terlalu kecil seperti molekul, sel atau atom maka dapat diatasi dengan model, gambar, dan sebagainya.
d.      Media pendidikan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu. Apabila secara langsung gerakan benda sulit atau tidak dapat diamati karena terlalu lambat atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa maka dapat digunakan film strip dan sebagainya.
e.       Media pendidikan dapat di gunakan untuk memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang tidak dapat di ulang kembali atau telah terjadin dai masa lampau. Seperti peristiwa bencana alam, tiupan angina dan sebagainya maka dapat di gunakan film, film strip, slide dan sebagainya.
f.       Media pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan alam atau lingkungannya. Misalnya dengan mengunjungi suatu tempat.
g.      Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu objek.
h.      Media pendidikan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar.

Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.

B.        Macam-Macam Media Pendidikan
1.    Media Nonelektronik
a.    Media Cetak
               Dalam media cetak seperti buku teks, modul, buku petunjuk, lembar lepas, lembar kerja , dan sebagainya pada umumnya berisi materi pembelajaran yang dapat diakses dan dibaca oleh siswa langkah demi langkah sesuai dengan yang diinginkan. Untuk media yang berupa buku teks biasanya dilengkapi uraian materi, contoh soal, dan latihan soal.Berbeda dengan buku, modul umumnya dilengkapi dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, uraian materi, latihan soal, dan tes formatif, yang digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui seberapa besar materi dalam setiap kegitan dapat dikuasai oleh mahasiswa.
               Kemudian untuk media cetak yang berupa hand out biasa digunakan proses pembelajaran di kelas. Media ini berupa lembaran lepas yang biasanya berisi materi untuk satu kegiatan tatap muka. Hand out yang lengkap akan berisi tujuan, uraian singkat tentang materi pembelajaran, evaluasi, dan daftar pustaka.
               Khusus untuk media cetak yang berupa lembar tugas biasa digunakan siswa untuk mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan oleh guru setelah penyampaian materi di kelas.Lembar tugas biasanya berisi tujuan, uraian singkat tentang materi pembelajaran untuk setiap pkok bahasan, dan latihan memecahkan masalah.
Media cetak memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1)      Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2)      Siswa dapat mempelajari materi dalam media cetak secara berulang-ulang. Khusu untuk media cetak berupa modul, melalui tes normatif siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran yang disajikan pada modul tersebut
3)      Dapat dicetak ulang atau direvis sesuia dengan garis besar program pembelajaran yang baru.
          Kekurangannya antara lain:
1)      Tidak dapat menyajikan gerak dalam media cetak
2)      Uraian yang terlalu panjang dalam setiap pokok bahasan dapat membosankan para pembacanya
3)      Pembahasannya lebih mengarah pada kognitif

b.   Media Pajang
               Media ini meliputi papan tulis, white board, papan magnetik, papan buletin, dan chart.Perbedaan antara papan tulis dan white board terletak pada alat tulisnya. Papan tulis menggunakan kapur sebagai alat tulis, sedangkan white board menggunakan spidol nonpermanen. Papan magnetik merupakan papan yang permukaannya dibuat dari lembaran baja atau dapat juga berupa white board yang di dalamnya dilapisi dengan lembaran baja atau seng.Materi yang disajikan diletakkan di atas kertas atau karton yang di belakangnya diberi magnet.Papan ini dapat berfungsi sebagai pendamping papan tulis di kelas.
               Untuk penyajian dengan chart dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Pada umumnya materi yang disajikan di dalam chart biasanya berbentuk diagram, bagan grafik, dan gambar. Oleh karena itu, beberapa kelebihan penggunaan papan pajang adalah:
1)      Biaya yang digunakan relatif murah
2)      Papan tulis atau white board mudah disajikan di ruang kelas
3)      Papan tulis atau white board dapat digunakan dengan jumlah siswa yang relatif besar
4)      Khusus untukpapan buletin diperuntukkan untuk kelompok kecil
c.    Media Peraga dan Eksperimen
               Media peraga dapat berupa alat-alat asli atau tiruan, dan biasanya berada di laboratorium.Media ini biasanya berbentuk model dan hanya digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian dari alat yang asli dan prinsip kerja dari alat asli tersebut.
               Di samping media peraga terdapat pula media eksperimen yang berupa alat-alat asli yang  biasanya digunakan untuk kegiatan praktikum. Perbedaan antara media peraga dengan media eksperimen antara lain:
1)        Alat-alat pada media eksperimen berupa alat asli sedangkan media peraga berupa alat-alat tiruan
2)        Media eksperimen dapat digunakan sebagai media peraga, sedangkan media peraga belum tentu dapat digunakan sebagai media eksperimen
               Salah satu contoh alat peraga sederhana adalah tali, yaitu sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk menunjukkan gejala gelombang transversal.Kemudian salah satu contoh alat eksperimen yang dapat digunakan sebagai alat peraga adalah pipa kund, yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan rambat bunyi.
2.  Media Elektronik
a.      Overhead Projector (OHP)
          OHP merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memproyeksikan objek melalui bahan transparan dengan bening ke suatu permukaan layar atau dinding.
1)        OHP Tanpa Kombinasi dengan Alat Lain
               Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, OHP dengan tipe tertentu dapat dikombinasikan dengan alat lain sehingga dapat digunakan untuk memproyeksikan tidak hanya transparansi, tetapi juga dapat digunakan untuk memproyeksikan bahan cetakan, objek tiga dimensi, dan tampilan komputer.
               OHP yang sederhana misalnya merk Cabin, telah dilengkapi dengan komponen dan spesifikasi, seperti lampu proyektor dengan daya listrik kurang lebih 500 watt serta sumber tegangan 110 V atau 220 V. Dengan menggunakan daya listrik yang semakin besar, maka suatu OHP akan memberikan kemampuan yang lebih jelas dalam memproyeksikan gambar pada dinding atau layar tanpa harus mematika n lampu dalam suatu ruangan.
2)      Kombinasi OHP dengan Efek Zoom
          Alat ini dikenal sebagai Zoom Overhead Projector, yaitu suatu OHP yang di dalamnya dilengkapi dengan lensa zoom. Lensa ini memiliki kemampuan untuk memperbesar gambar proyeksi sampai 1,6 kali dari ukuran lensa standar. Cara kerja OHP ini adalah gambar pada dinding atau dinding OHP ini pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan OHP sebelumnya, tetapi dalam tampilannya dilengkapi dengan beberpa panel, yaitu proyektor, miror, bor magnet, pen tray, lensa zoom, dan sebagainya.
3)   Kombinasi OHP dengan ATF
Automatic Transparancy Feeder (ATF) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk menyimpan dan mengeluarkan transparansi yang akan ditampilkan melalui OHP. Alat ini dilengkapi dengan Transparancy Tray, Infrared Sensor, Infrared Remote, Easy Attachment, dan Anti-Static Strip.Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan alat tersebut tepat di atas landasan kaca OHP, setelah itu kita memfungsikan panel-panel yang ada pada OHP dan ATF.
4)        Kombinasi OHP dengan CPP (Viewer)
               Computer Proyektor Panel (CPP) atau yang biasa disebut Viewer dibuat dari lampu Liquid Crystal Display (LCD) yang mempunyai kemampuan menghasilkan gambar  yang memiliki kekontrasan yang tinggi dan menakjubkan ketika diproyeksikan. Alat ini hanya dapat digunakan di lingkungan temperatur yang terbatas, yaitu sekitar 45oC sehingga alat ini jangan digunakan pada OHP yang landasan kacanga memiliki suhu l;ebih dari 45oC. Selain itu, alat ini juga tidak boleh digunakan pada ruangan yang terlalu terang.
               Dalam penggunaannya, CPP harus diletakkan tepat di atas landasan kaca OHP. Dengan demikian, CPP akan menampilkan gambar tampilan komputer yang cukup besar pada layar dengan menggunakan OHP sebagai sumber cahaya. Alat ini telah dilengkapi dengan panel, bantuan remote control, baterai remote control, kabel sinyal RGB 15 pin dan 9 pin, AC adaptor dan petunjuk mengoperasikannya.
b.      Program Slide Instruksional
          Bentuk slide berhubungan dengan fil fotografi yang memiliki format kecil dan dikenal sebagai film positif. Untuk penayangan satu buah slide dibutuhkan satu kali proyeksi.
          Ukuran film slide yang standar adalah 35 mm, tetapi untuk ukuran slide yang dibingkai artinya slide yang sudah siap ditayangkan yang standar adalah 5 cm x 5 cm. Hal ini diukur dari dimensi luar.
          Slide yang standar dapat disusun dan diatur kembali dalam berbagai variasi urutan sehingga lebih fleksibel dibandingkan dengan film strip. Dalam pemakaian secara wajar, proyektor slide membutuhkan sedikit perhatian khusus, khususnya dalam pemeliharaan terhadap elemen muka dari lensa proyeksi. Sedangkan dari segi penyajiannya, yang perlu diperhatikan adalah masih tetap bingkai slide yang akan ditayangkan, karena kebiasaan kemacetan yang terjadi adalah akibat adanya dari bingkai slide yang sudah rusak.
          Karena slide tidak seperti film strip yang tersusun dalam unit secara tunggal maka slide dapat dengan mudah menjadi tidak teratur tempat atau urutannya. Misalnya, slide yang tidak ditutup dengan penutup gelas maka slideakan mudah kotor, baik karena kena debu ataupun jari tangan. Ditinjau dari segi biaya pembuatan maka slide membutuhkan biaya per framenya 2 sampai 3 kali dari biaya per frame dalam film strip.
c.         Program Film Strip
          Film strip adalah satu rol positif 35 mm yang berisi sederetan gambar yang saling berhubungan dengan sekali proyeksi untuk satu gabar. Berdasarkan lebar frame, film strip dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu film strip tunggal dan film strip double. Dalam format frame tunggal, bayangan atau gambar dicetak tegak lurus terhadap panjang film, sedangkan format frame double bayangan atau gambar dicetak paralel terhadap panjang film. Oleh karena itu, luas format double 2 kali luas format frame tunggal.
          Secara komersil produk film strip berisi antara 20 sampai 60 gambar atau frame satu rolnya, sampai sekitar 1960 film strip belum dilengkapi peralatan audio. Pada saat itu, informasi narasi dicetak pada bagian bawah frame. Sesuai dengan perkembangan teknologi, narasi, musik, efek suara, atau yang lain adalah direkam, yang kemudian ditampilkan bersama secara terpisah dengan proyektor film strip.
          Film strip memiliki kelebihan karena disusun secara kompak, mudah dikendalikan, dan biayanya relatif rendah.Selain dengan mudah dipasang pada proyektor yang sederhana, film strip juga mudah dikontrol oleh penggunanya.Menurut kapasitasnya, film strip secara khusus lebih tepat untuk belajar independen atau mandiri.
          Karena dalam penayangannya melalui proyektor, maka film strip ditarik roda bergigi sehingga jika terjadi kerusakan salah satu film saja, akan sukar untuk diperbaiki. Hal ini hanya mungkin dilakukan dengan cara memotong frame itu, untuk digunakan sebagai slide.
d.      Film
          Film merupakan gambar hidup yang diambil dengan mengguanakan kamera film dan ditampilkan melalui proyektor film.Dibandingkan dengan film strip, film bergerk dengan cepat sehingga tampilannya kontinu atau ajeg. Objek yang ditampilkan akan lebih alamiah, artinya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Terlebih lagi film yang diunakan adalah film berwarna.Pada umumnya film digunakan untuk menyajikan hiburan.Tetapi, dalam perkembangannya film dapat menyajikan informasi lain, khususnya informasi yang berkaitan dengan konsep pembelajaran keterampilan dan sikap.
          Kelebihan fim antara lain dapat menggantikan alam sekitar, menyajikan objek yang tidak dapat dilihat, menggambarkan suatu proses secara tepat, menanamkan sikap, dapat diulang, dapat memperpendek waktu tampilan, dan sebagainya.
e.       Video Compact Disk
          VCD memiliki fungsi yang sama dengan LCD maupun Video Cassette.Perbedaan antara VCD, LCD, dan Video Cassette terletak pada perangkat lunaknya.VCD menggunakan piringan yang memilki diameter lebih kecil dibandingkan dengan LCD, sehingga VCD praktis dan lebih ekonomis daripada LCD sehingga dapat digunakan dalam komputer yang memiliki CDROM.Pada Video Cassette perangkat lunaknya menggunakan pita cassette sehingga sesuai perkembangan teknologi elektronika.
          Untuk menayangkan program VCD instruksional dibutuhkan beberapa perlengkapan, seperti kabel penghubung video dan audio, remote control, dan kabel penghubung RF dan TV.
f.       TV Instruksional
          Berdasarkan kegunaannya, program pembelajaran melalui televisi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu berfungsi sebagai media pelengkap dan sebagai media pengayaan. Sedangkan berdasarkan penyajiaannya, juga terdapat beberapa model, diantaranya:
1)      Model penyajian yang hanya memindahkan proses pembelajaran tatap muka di kelas atau laboratorium ke dalam program TV.
2)      Model penyajian yang digunakan untuk melengkapi suatu kegiatan proses pembelajaran di kelas. Model penyajian ini diperlukan karena kegiatan ini tidak mungkin dilakukan di dalam kelas. Selain itu, jika dilakukan di kelas akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi, waktu yang lama, serta beresiko timbulnya bahaya yang tidak diinginkan.
3)      Model penyajian yang digunakan untuk pengayaan. Model ini biasanya tidak berkaitan secara langsung dengan silabus atau kurikulum, tetapi diharapkan materi penayaan ini mempunyai kaitan deangan suatu materi yang adadalam kurikulum, misalnya hasil IPTEK yang perlu diketahui dan dibutuhkan masyarakat.
4)      Model penyajian yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh secara interaktif. Model ini membutuhkan biaya yang jauh lebih besar daripada ketiga model sebelumnya, karena dalam model ini antara peserta didik dan guru atau tutor dapat berdialog langsung untuk menanyakan masalah-masalah yang belum jelas tentang materi yang disajikan dalam program TV instruksional tersebut.
g.      Internet
          Media ini memberikan perubahan yang besar pada cara orang berinteraksi, bereksperimen, dan berkomunikasi. Berdasarkan karakteristik tersebu, internet sangat cocok untuk kelas jarak jauh, dimana siswa dan guru masing-masing berada di tempat berbeda, tetapi tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya di kelas.
          Untuk mengoperasikannya dibutuhkan komputer, modem, Internet Service Provider (ISP) dan saluran telepon. Dalam proses pembelajaran komputer, internet dapat berperan sebagai manajer dalam pembelajaran atau “computer manage instruction” (CMI) dan dapat pula berperan sebagai alat bantu tambahan dalam belajar atau Computer Assisted Instruction (CAI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar